Minggu, 17 Juni 2012

PENGERTIAN HADITS HASAN

Dari segi bahasa hasan dari kata al-husnu (الْحُسْنُ) bermakna al-jamal yang artinya keindahan. Menurut istilah para ulama’ memberikan definisi hadits hasan secara beragam. Namun yang lebih kuat sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu hajar al-Asqalani dalam An-Nukhbah yaitu:
وَخَبَرُ الآحَادِ بِنَقْلِ عَدْلٍ تَامُ الضَّبْطِ مُتَّصِلُ السَّنَدِ غَيْرُ مُعَلَّلٍ وَلاَشَاذٍّ هُوَ الصَّحِيْحُ لِذَاتِهِ, فَاِنْ خَفَّ الضَّبْطُ فَالْحَسَنُ لِذَاتِهِ.
“Khabar ahad yang diriwayatkan oleh orang-orang yang adil, sempurna kedlobithannya, bersambung sanadnya, tidak ber’illat, dan tidak ada syadz dinamakan shahih lidzatihi. Jika kurang sedikit ke-dhabitan-nya disebut hasan lidzatihi.”
Sedangkan menurut para ulama’ Muhadditsin yaitu:
مَا نَقَلَهُ عَدْلٌ قَلِيْلُ الضَّبْطِ مُتَّصِلُ السَّنَدِ غَيْرُ مُعَلَّلٍ وَلاَ شَاذٍّ
Hadits yang dinukilkan oleh seorang adil, (tapi) tak begitu kokoh ingatannya, bersambung-sambung sanadnya dan tidak terdapat ‘llat serta kejanggalan pada matannya.
Kriteria hadits hasan hampir sama dengan kriteria hadits shahih. Perbedaannya hanya terletak pada sisi kedhabithannya. Hadits shahih ke-dhabith-an seluruh perawinya harus zamm (sempurna), sedang dalam hadits hasan kurang sedikit kedhabithannya jika dibandingkan dengan hadits shahih. Contoh hadits hasan yaitu hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dari Al-Hasan bin Urfah Al-Maharibi dari Muhammad bin Amr dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda:
اَعْمَارُ اُمَّتِيْ مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَاَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ
usia umatku sekitar antara 60 sampai 70 tahun dan sedikit sekali yang melebihi demikian itu.
Para perawi hadits di atas tsiqah semua kecuali Muhammad bin Amr dia adalah shaduq (sangat benar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar