1.
Wilfred
Cantwell Smith
a.
Biografi
Wilfred Cantwell Smith adalah
salah satu sosok seorang tokoh orientalis yang dilahirkan di kota Toronto salah
satu propinsi di Canada pada tanggal 21 Juli 1916,[1]
kedua orang tua Smith adalah Arnold Smith dan
Sarah Cory Cantwell. kemudian Smith meninggal saat berumur 84 bertepatan
pada tanggal 7 Februari 2000. ketika Smith meninggal, dia meninggalkan seorang
istri serta lima anak dan sepuluh cucu. Anak-anaknya: Arnold (Ottawa), Julian
(Appleton, Ontario), Heather (Toronto), Brian (Bloomington, Indiana dan La
Honda, California), dan Rosemary (Montreal).
Smith adalah seorang ahli agama yang dahsyat. Dan
Pengaruhnya sanggat luar biasa. Smith adalah seorang sejarawan agama yang
memiliki pengalaman langsung dengan berbagai macam agama. Ia adalah seorang
profesor dalam perbandingan agama di Universitas Harvard USA. Setelah mendapat
gelar Ph.D. di Universitas Princeton, kemudian Smith mendirikan Institute Studi
Islam di Universitas McGill pada tahun 1949-1951. Pada tahun 1964 Smith menjadi direktur Harvard University’s
Center for the Study of World Religions. Membuka program study agama-agama di Dahousie
universiyy, Halifax, dan bekerja untuk Contre the study of Religion
di Universitas of Toronto.[2]
Pada awal
karirnya itu, ia mendirikan Institut Studi Islam khas di Mc Gill, tempat ia
mengajar 1949-63. Ia terlibat dalam perencanaan Pusat Studi Agama-Agama Dunia
di Harvard University, dan pindah ke sana pada tahun 1964 untuk mengambil
direktur perusahaan. Pada tahun 1973 ia pindah ke Halifax, Nova Scotia untuk
mendirikan Departemen Perbandingan Agama di Dalhousie University, kembali ke
Harvard pada tahun 1978 untuk mengawasi pengembangan program dalam agama dalam
fakultas seni dan ilmu. Harvard mengangkatnya Profesor Emeritus Kajian
Perbandingan Agama pada saat pensiun pada tahun 1984. Setelah kembali ke kota
asalnya pada tahun 1985, ia diangkat sebagai Senior Research Associate ke
Fakultas Teologi di Trinity College, Universitas Toronto.
Wilfred
Cantwell Smith adalah salah satu tokoh terkenal yang memperkenalkan konsep
pluralisme agama dengan gagasannya yang ia sebut global theology, Smith adalah
pendiri Mc Gill Islamic Studies. Kemudian mengenai agamanya, Smith beragama
Kristen. Sumber ini didapat pada halaman dedikasi buku John Hick yang
terjemahannya seperti berikut ini:
Kepada kawan-kawan yang merupakan nabi-nabi pluralisme
agama dalam berbagai tradisi mereka:
Masau Abe dalam agama Buddha, Hasan Askari dalam Islam, Ramchandra Gandhi dalam
agama Hindu, Kushdeva Singh dalam agama Sikh, Wilfred Cantwell Smith dalam
agama Kristen dan Leo Trepp dalam agama Yahudi.[3]
b.
Karya-karya Wilfred
Cantwell Smith
Seiring
berjalannya waktu, berturut-turut
kemudian Smith menghasilkan beberapa karya yang berupa buku-buku bersejarah
sekaligus fenomenal yang mengungkap kajian agama-agama di dunia. Di antara
karya-karya atau buku-bukunya yang terkenal adalah; [4]
1.
The Muslim
League, 1942-1945 (1945).
2.
Pakistan as
an Islamic State: Preliminary Draft (1954)
3.
Islam in Modern History: The tension between
Faith and History in the Islamic World (1957)
4.
The Meaning and End of Religion (1962)
5.
Modern Islam in India: A Social Analysis
(1963)
6.
The Faith of Other Men (1963)
7.
Questions of Religious Truth (1967)
8.
Religious Diversity: Essays (1976)
9.
Belief and History (1977)
10. On
Understanding Islam: Selected Studies (ed. 1981)
11. Toward a World Theology: Faith and the Comparative
History of Religion (1981)
12. Scripture:
Issues as Seen by a Comparative Religionist (1985)
13. Towards a
World Theology: Faith and the Comparative History of Religion (1989)
14. What Is
Scripture? A Comparative Approach (1993)
15. Patterns of
Faith Around the World (1998)
16. Faith and
Belief (1987), Believing (1998)
17. Wilfred Cantwell Smith: A Reader (2001).[5]
Karya Smith telah memiliki dampak yang
mendalam di seluruh dunia, semua ini terbukti melalui tulisan, pengajarannya
juga melalui berbagai program akademik dan departemen-departemen.
2.
Arthur John Arberry
(1905-1969)
a.
Biografi
Orientalis
Inggris yang ahli dalam bidang tasawuf islam dan sastra Persia ini lahir pada
12 Mei 1905 di sebuah kampong kecil kawasan Fratton, perkampungan buruh di kota
Vermont, Inggris Selatan. A.J. Arberry adalah anak keempat dari lima
bersaudara. Dia diasuh oleh ayahnya, William Arberry yang bertugas sebagai
Angkatan Laut Inggris.
A.J.
Arberry menamatkan sekolah tingkat menengahnya di Vermont. Kegigihannya
menyebabkan dia memperoleh beasiswa dari Universitas Cambridge, konsentrasi
kajiannya adalah tentang filsafat klasik, Yunani dan Latin. Dia juga memasuki
kuliah Pambroke di universitas yang sama pada tahun 1924 sebagai mahasiswa
tingkat pertama. Pada tahun 1929 A.J. Aberry dapat menguasai kajian ketimuran,
khususnya bahasa Arab dan Persia dengan cemerlang dengan memperoleh berbagai medali
dari Sir William brown, Edward G. brown tahun 1927, menerima beasiswa dari
Wright dan gold Smith tahun 1930. Pada tahun 1931 ia terpilih sebagai peneliti
yunior di almamaternya sendiri, di Fakultas Pambroke. Pada tahun 1927 ia
belajar bahasa Arab dari professor Reynold Alan Nicholson.
Kecemerlangan kerja Ilmiah
Arberry terhalang oleh sakit yang menimpanya sejak tahun 1956, dan pada Oktober
1969 Arberry meninggal dunia di rumah kediamannya di Cambridge, London. Arberry
merupakan sosok ilmuwan yang teduh dan memiliki nurani yang jernih sehingga
disukai oleh setiap orang yang mengenalnya. Arberry adalah pribadi yang
memiliki jiwa seni, lembut tutur katanya dan luas ilmunya. Pengetahuannya dapat
disejajarkan dengan gurunya, Nicholson.[6]
b.
Karya-Karya
Arthur John Arberry
·
Al-Mawaqif wa
al-Mukhatabat (1935)
·
Fahras
al-Mahthuthal al-‘Arabiyah fi Maktabah Diwan al-Hindi (1936)
·
Fahrasat
al-Kutub al-Farisiah (1937)
·
Kontribusi
Inggris Pada kajian Persia (1942)
·
Para
Orientalis Inggris (1943)
·
Tsabt Takmili
Tsanin li al-Mahthuthat al-Islamiyah fi Kambrij (1952)
·
Indeks
manuskrip-Manuskrip Arab dari Kumpulan Chester Beatty (Dublin, 1955-1964)
·
Indeks
manuskrip-Manuskrip Persia dari Kumpulan Chester Beatty (Dublin, 1959-1962),
dan lain-lainnya.[7]
3.
Joseph
Scaliger (1540-1609)
a.
Biografi
Joseph Scaliger
Joseph
Scaliger adalah orientalis besar Prancis dan termasuk jajaran ahli filologi
klasik. Scaliger dilahirkan pada 4 Agustus 1540 di Agen, Barat Daya Prancis dan
meninggal di Leiden pada 21 Januari 1609. Dia belajar di brood dan kemudian di
Paris untuk mengikuti perkuliahan yang disampaikan oleh Turnebe, ia mempelajari
filsafat dan bahasa yunani serta latin. Kemudian dia memperdalam bahasa Ibrani,
Arab, Suryani, Persia, dan sejumlah bahasa Eropa modern.
Scaliger
pada awalnya adalah seorang Kristen Katolik, namun setelah itu ia berubah
haluan menjadi pengikut Kristen Protestan. Pada tahun 1563 dia diminta oleh
Louis de la Roche-Pozay, salah seorang Duta Besar Prancis untuk roma, sebagai
tutor bagi anak-anaknya. Kemudian pada tahun 1591 dia diminta oleh Akademi
Leiden untuk memegang jabatan sebagai penanggung jawab kajian klasik,
menggantikan Justus lipsius. Tugas yang diembannya itu dijalankan dengan baik
hingga ia meninggal pada tahun 1609.
b.
Karya-karyanya
Selama
karir hidupnya, Scaliger telah menerbitkan sejumlah karya tulis dalam bahasa
latin, diantaranya:
·
De lingua
Latina, karya Varron (Paris, 1565)
·
Alexandranya
Lycophron (Bazel, 1566)
·
Catalecta
Virgiliana (Leon, 1572)
·
Ausonianae
Lectiones (Leon, 1574)
·
De Verborum
Significatione-nya Festus (Paris, 1576)
·
Carmina
Catulli, Tibulli et Propertii (Paris, 1577)
·
Astronomicon-nya
manilius (Paris, 1579)
·
De Emen
Datione temporum (Paris, 1598)
·
Koleksi
kata-kata mutiara Yunani dengan judul Stromateus Proverbiorum Graecorum (Paris,
1593-1594)
·
Kanzu
al-Azminah, sebagai penyempurna dari karya Chrunqt Jusapius Pampaly (Jenewa,
1609)[8]
4.
Heinrich
Steiner (1841-1889)
Steiner
adalah orientalis Swiss yang dilahirkan di Zurich pada tahun 1841. Pada mulanya
ia belajar teologi dan bahasa-bahasa Timur di bawah asuhan Ferdinand Hitzich
(1807-1875), kemudian belajar kepada Fleischer pada tahun 1870. Dia menjadi
guru spesialis zaman klasik tentang kitab suci dan ahli bahasa-bahasa semit di
Universitas Zurich, menggantikan kedudukan Eberhard Scharder (1837-1908),
pendiri ilmu masalah Suriah di Jerman. Karya Steiner yang terkenal ialah
bukunya yang berjudul Dei Mu’taziliten order die freidenker in Islam, Ein
Beitrag zur Allegemeinen Culturgeschichte (Leipzig, 1862). Dalam karya
tersebut diungkapkan konsep-konsep Mu’tazilah. Disamping mengulas ragam
pendapat Mu’tazilah, buku tersebut juga dilengkapi dengan sejarah perkembangan
ilmu kalam sejak abad pertama sampai abad ke-4.
Di antara
murid Steiner di Universitas Zurich ialah Jakob Hausheer (1865-1953), yang
memperoleh gelar doktor pertama pada Thorbecke di Halle tahun 1889. Pada tahun
1905, ia menerbitkan Mu’alaqat-nya Zuhair bin Ali Salma beserta
penjelasan dari Ibn an-Nuhhas. Steiner tidak memiliki karya dalam kajian Islam
yang lain karena memusatkan sisa umurnya untuk mengkaji kitab suci. Ia
meninggal pada tahun 1889.[9]
5.
Juan
Alfonsi De Segobia (wafat 1456)
Segobia
adalah pakar teologi Spanyol di Sinode Basille, yang memainkan peran penting
dalam menyukseskan Sinode tersebut. Peran lain yang sangat menonjol ialah
partisipasinya dalam menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa latin. Segobia
dilahirkan pada akhir abad ke-14 di Segobia, Spanyol Tengah, dan meninggal pada
tahun 1456.
Di antara
jabatan yang pernah diembannya ialah menjadi guru besar di Universitas
Samalanga. Ia dikirim oleh pihak universitas dan didukung oleh Raja Johanna II
ke Basile untuk menghadiri Sinode Basille yang diselenggarakan pada tahun 1433
dan 1434.
Segobia
kemudian diangkat menjadi seorang cardinal pada tahun 1440, tetapi dengan
terpaksa mengundurkan diri dari kekardinalannya. Kemudian ia tinggal di Ayton,
Prancis dan menghabiskan waktunya untuk menulis dan membukukan hasil dari
Sinode Basille dalam sebuah buku yang berjudul Historia Generalis Synodi
basiliensis.
Dalam
kesendiriannya di Ayton, ia menyempatkan diri untuk merenungkan cara
mempertahankan Kristen dari sebuah pengaruh Islam yang sedang Berjaya saat itu.
Ketika itu Islam tengah gencar-gencarnya merambah Eropa, terutama setelah
Muhammad al-Fatih menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Dia menyadari
bahwa Islam tidak mungkin dihadapi dengan senjata karena pemerintahan Usmaniah
saat itu sedang mencapai puncak kejayaannya, dan siap menyerbu daratan Eropa.
Oleh karena itu, Segobia mencurahkan masa kematangan intelektualnya untuk
mempelajari Islam.[10]
Segobia
memutar otaknya untuk mendapatkan taktik jitu menghadapi serangan islam. Dia
sadar bahwa islam harus dihadapi dengan strategi lain, yaitu menyerang dari
dalam. Untuk mempersiapkan rencananya itu, ia memutuskan untuk menerjemahkan
Al-Qur’an ke dalam bahasa latin. Karena tidak menguasai bahasa Arab, ia
kemudian memperalat muslim Spanyol yang menguasai bahasa Arab agar menerjemahkan
Al-Qur’an ke dalam bahasa latin.
Setelah
terjemahan al-Qur’an yang dipesannya selesai dikerjakan, Segobia mempelajari
isi Al-Qur’an melalui terjemahan untuk menyerang Islam. Ia menulis buku
berjudul De Mittendo Gladio Spiritus in Sarracenes. Ternyata serangan
Segobia tidak hanya ditulis pada satu buah buku saja. Menurut Antonio dalam
bukunya Bibliotheca hispanca vetus, pada jilid kedua, (hlm. 229-233), ia
mendapati buku kedua Segobia yang menyerang Islam dalam bentuk manuskrip.[11]
6.
Henry
Frederick Amendroz (1854-1917)
a.
Biografi
Amendroz
adalah orientalis Inggris yang mendalami hukum sampai ia menjadi penegak hukum.
Di samping itu, Amendroz juga mempelajari bahasa Arab hingga dapat menguasainya
dengan sempurna. Amendroz kemudian mulai memusatkan objek kajiannya pada
literature-literatur sejarah Arab yang muncul pada abad ke-4 Hijriah. Kajiannya
dipusatkan pada karya-karya Hilal ash-Shabi yang masih tersisa.
Pada
mulanya ia adalah seorang pengikut Sabean, kemudian memeluk islam, kepercayaan
yang dianut oleh seluruh anggota keluarga yang lain.
b.
Karya-Karyanya
·
Historical
Remains, First part of his kitab al-wuzard and Fragment of his History 389-393
A.H. Rangkuman dari karangan-karangan kitab at-Tarikh-nya Hilal
ash-Shabi, dan kitab al-Wuzara, karya Hilal ash-Shabi.
·
History of
Damascus 363-555 A.H adalah Ulasanan buku tarikh ad-Dimasqi-nya Ibn
al-Qalanisi yang ditambahi sejumlah kutipan dari sumber-sumber sejarah yang
lain.
7.
Antonio
Aquila
Antonio Aquila
adalah seorang pendeta Fransiskan, yang pernah menetap di Timur Tengah selama
sepuluh tahun untuk kepentingan misionaris. Aquila kemudian kembali ke Roma
untuk mengajar bahasa Arab di Fakultas Fransiskan di Roma, dan dialah yang
menyusun pengajaran bahasa Arab Fasih dan Arab ‘amiyah, dengan judul Arabicae linguae novae, et
mettodicae institutions, non advulgaris dumtaxat idiomatic, sed etiam ad
gramaticae doctrinalis intelligentiam, per annotations in capitum appendicibus
suffixas accommodate (Roma, 1650). Di antara tokoh ilmuwan yang
memanfaaatkan karya Aquila adalah J.O. Michaalis.[12]
8.
Theodor
Bibliander (Buchmann) (1504-1564)
a.
Biografi
Orientalis
Swiss ini lahir sekitar tahun 1504 di Bischofszell, Awiss, dan meninggal pada
26 September/November 1564 di Zurich, akibat terserang penyakit. Dia adalah
salah seorang murid dari Karl Pellikans dan Okolampadius di Bazel. Pada tahun
1531, ia diangkat sebagai professor perjanjian lama menggantikan Zwingli. Pada
tahun 1542-1543, Buchman merampungkan penerjemahan kitab perjanjian lama ke
dalam bahasa Latin.
Buchmann
adalah ilmuan yang pertama kali menulis terjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa
Latin atas permintaan Petrus yang mulia. Menurut Voux, sebenarnya lemampuan
bahasa Arab Buchmann tidak begitu bagus sehingga terjemahan Al-Qur’annya
mengandung banyak penyimpangan dan kekeliruan. Bibliander Buchmann termasuk
tokoh yang paling menentang aliran qada’ dan qadar yang diajarkan
Calvin, perselisihan pendapat ini menyebabkannya mengasingkan diri pada tahun
1560.
b.
Karya-karyanya
·
Dasar-Dasar
Tata Bahasa Ibrani (Zurich, 1535)
·
Penjelasan
Kata-Kata Musytarak pada Tiap Bahasa dan Huruf (Zurich, 1548)
·
Perhitungan
Waktu (Bazel, 1551)
·
Perhitungan
Waktu Paling Akurat (Bazel, 1551)
·
Pembelaan
Terhadap al-Masih (Bazel, 1553), karya ini ditujukan kepada lembaga kepausan.[13]
9.
Ignaz Goldzier
Ignaz
Goldziher (selanjutnya disebut Goldziher) lahir pada tanggal 22 Juni 1850 di
kota Szekesfehervar, Hongaria. Berasal dari keluarga Yahudi yang terpandang dan
memiliki pengaruh luas, tetapi tidak sefanatik keluarga Yahudi Eropa yang lain.
Dia mendalami kajian filologi dibawah asuhan seorang orientalis ternama saat
itu, Fleisser. Kemudian mendalami kajian peradaban Arab khususnya agama Islam
dan kajian bahasa Semit (Lihat Abdurrahman Badawi, 2003:128-133).
Menurut
Goldziher, hadits lebih merupakan refleksi interaksi dan konflik berbagai
aliran dan kecenderungan yang muncul kemudian di kalangan masyarakat Muslim
pada periode kematangannya, ketimbang sebagai dokumen sejarah awal perkembangan
Islam. Lebih tegasnya lagi menurut belua hadits-hadis yang dibukukan pada abad
ke-2 adalah produk buatan masyarakat Islam pada beberapa abad setelah Nabi
Muhammad saw. wafat, bukan berasal dan tidak asli dari beliau.[14]
Pandangan
Goldziher tentang hadis juga dapat kita lihat dalam karya monumentalnya Mohammedanische
Studien yang terbit pada tahun 1890 dalam bahasa Jerman dan kemudian
diterjemahkan oleh C. R. Barber dan S. M. Stern
ke dalam bahasa Inggris dengan judul Muslim Studies (London :
George Allen & Unwim, 1971). Karena begitu sempurnanya, maka karya tersebut
dianggap sebagai "kitab suci" tentang kajian hadis di kalangan para
orientalis. Dalam karya tersebut Goldziher telah berhasil meragukan otentisitas
hadis dengan dilengkapi studi-studi ilmiah. Hadis, menurut Goldziher, tidak
lebih sekedar catatan atas kemajuan yang dicapai Islam di bidang agama, sejarah
dan sosial pada abad I dan II H; hampir tidak mungkin untuk meyakinkan bahwa
hadis dapat dinyatakan sebagai asli dari Nabi atau generasi sahabat.
10.
Eduard
Granvilie Browne (1862-1926)
a.
Biografi
Browne
adalah orientalis Inggris, spesialis dalam bidang sastra persia, pengarang
besar buku Sejarah Sastra Persia. Browne lahir pada tahun 1862, ia berasal dari
keluarga ilmuwan yang terkenal dalam bidang kedokteran, teologi, kemiliteran
dan perdagangan. Ayahnya adalah insinyur kondang di bidangnya. Browne belajar
di sekolah Glenalmond dan Eton. Pada tahun 1879 ia memasuki Fakultas Kedokteran
Universitas Cambridge, sampai pada peringkat kedua dalam bidang ilmu-ilmu
fisika, tahun 1882.
Ayahnya
mengijinkannya menggeluti kajian bahasa India, dan pada tahun 1884 ia
memperoleh peringkat pertama. Studi kedokterannya dilanjutkan dilanjutkan di
London hingga memperoleh gelar sarjana muda, tahun 1887. Ketertarikannya pada
bahasa-bahasa timur dimulai sejak tahun 1877, ketika terjadi perang antara
Rusia dan Turki, di mana pada saat itu Brown mendukung Turki. Kemudian
memutuskan untuk mempelajari bahasa Turki, dan selanjutnya memperdalam bahasa Arab
dan Persia.
b.
Karya-Karyanya
·
Setahun di
Persia
·
Revolusi
Persia tahun 1905-1909
·
Surat Kabar
dan Syair Persia Modern
·
Sejarah
Sastra Persia, buku ini merupakan perwujudan dari obsesinya sejak menjadi
mahasiswa.
11.
Celestino
Schiaparelli (1841-1919)
a.
Biografi
Calestino
Schiaparelli adalah salah satu orientalis Australiadari Savigliano, dan
meninggal di Roma pada 26 Oktober 1919. Dia adalah saudara dari ahli falak
ternama, Giovanni Virginio. Akibat problem ekonomi yang menderita keluarganya,
Scniaperelli terpaksa bekerja di jawatan pos. namun, tampaknya dan beban
pekerjaan Schipalerri tidak menghalanginya untuk mencari ilmu pengetahuan. Oleh
sebab itu, disela – sela tugasnya, ia tetap memiliki tekad untuk mendalami bahasa
Arab. Pertama kali ia belajar bahasa Arab di Turnio kepada Luigi Calligaris,
kemudiandi Fiorentina kepada Michelle Amari, yang memberi pengaruh yang besar
terhadap penguasaan bahas Arabnya. Dibawah bimbingan dan dondongan dari Amari,
dia mampu menghasilkan karya perdananya yaitu penelitian terhadap indeks latin
Arab kedua berjudul Vocabulista in
Arabico. Yang di kerkjakan pada tahun 1871 di Florentina. Acara selanjutnya
buku tentang persepsi terhadap negri Italia, seperti yang tertuang dalam buku
Roger karangan Al Idrisi (Roma, 1883)
Karirnya
dimulai dengan jabatan sebagai asisten guru besar, lalu guru besar bahasa Arab
pada program Pasca sarjana di Fiorentina tahun 1873-1874. Karir Schiaparelli
semakin menanjak dengan ditunjuknya sebagai guru besar uiversitas Roma pada
tahun 1875. Jabatan tersebut tetap dipegang hingga memasuki masa pensiun.[15]
b.
Karya-
karyanya
Adapun
karya- karya Schiparelli yang lain berupa hasil penelitianya terhadap buku Diwan
ibnu Hamdis seorang pujangga Sicilia (Roma , 1897). Sebenarnya, ada upaya
untuk menerjemahkan kitab tersebut kedalam bahasa italia. Namun sampai sekarang
terjemahan itu tidak pernah terbit. Disamaping
karya diatas, terdapat terjemahan dari biku Rihhlah ibnu jarir, didalam
kitab tersebut terdapat deskripsi yang
cukup bagus tentang kota Palermo pada abad ke 12 masehi (Roma, 1906).
Schiaparelli meninggal pada tahun 1919 dengan mewariskan karya- karya yang
merupakan hasil dari terjemahan dan revisi- revisi, sejumlah penelitian yang
belum sempat diterbitkan. [16]
12. Morizt
Steinschneider
a.
Biografi
Seorang
orientalis Austria, spesialis bahasa Ibrani. Ia dilahirkan di Prusants, kawasan
morowia pada 30 Maret 1816, dari keluarga keturunan Yahudi. Sejak kecil ia
sudah mempelajari bahasa Ibrani dibawah asuhan ayahnya, Yaqub (1783-1856),
seorang yang ahli dalam memahami talmud.
Bahkan rumahnya dijadikan pusat pertemuan oleh sebagian cendekiawan yang
mendalami bahasa ibrani. Ketika berusia 13 tahun Steinscheneider belajar kepada
Trebiitsch. Kemudian untuk melanjutkan pendidikanya ke Praha tahun 1823 ia
menetap disana sampai tahun 1836. Pada tahun yang sama ia belajar disekolah keguruan,
bersama dengan Abraham Benisch. Benisch dibantu oleh sejumlah teman dekatnya,
mendirikan organisasi pergerakan Zionisme, dan Steinscheneider kemudian
bergabung dengan mereka.
Merasa tidak ada manfaatya dengan
gerakan tersebut, pada tahun 1842 ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari
pergerakan zionis itu. Pada tahun 1836 ia pergi menuju Wina untuk melanjutkan
studinya, atas anjuran dari teman sejawatnya, Leopold Dukes, ia kemudian
menekuni bidang kajian bibiliografi sangat menonjol, dan ternyata bidang inilah
yang kelak digelutinya.[17]
Sebagai bangsa keturunan yahudi di negri orang. Ia me,iliki nasib yang kurang
menguntungkan. Stencheineider tidak diperkenankan memasuki akademi ketimuran di
Wina.demikian pula ia tidak diizinkanmenggunakan literatur literature , baik
yang berupa teks – teks maupun manuskrip – manuskrip Ibrani, yang terdapat
diperpustakaan kerajaaan Wina.[18]
Meskipun terdapat sejumlah hambatan yang
menghadangnya, ternyata dia berhasil melanjutkan studinya di universitas Wina
pada fakultas Teologi katolik. Difakultas tersebut ia belajar bahasa ibrani ,
arab dan Suryani kepada Kaerle. Akhirnya ia kuliah di Leipzig dan meneruskan
kegiatan ilmiahnya di universitas Leipzig. Di sini ia melanjutkan pemahaman
bahasa Ibraninya dibawah bimbingan Fleischer.[19]
Pada saat di Leipzig itulah, ia mulai
menerjemahkan Al Quran dalam bahasa Ibrani. Disamping itu, ia bekerja sama
dengan Franz Delitzch dalam menerbitkan Azz Jabbimnya harun bin Elia(Leipzig,
1841).[20]
b.
Karya
karya
Pada tahun 1844 ia bekerja sama dengan
Dawud Casl , untuk menyusun real Ensyclopedia des Judentums , dimana rencana
priyek penyusunan ensiclopedi yahudi ini di muat dalam majalah literature blatt
dess Orient. Kemudian pada tahun 1844 ia menyusun index literature yahudi di
perpustakaan Bedrey pada Universitas Oxford. Tugas itu kemudian dibukukan dan
diberi nama catalogus Liborarum in Bibiliothecha Boedliana (Berlin, 1853-1860).[21]
13. William Montgomery Watt
William Montgomery Watt dilahirkan pada
14 Maret 1909 di Ceres, Fife, Scotland. Semasa ia baru berusia 14 bulan,
ayahnya yaitu Andrew Watt telah meninggal dunia. Jenjang pendidikannya ditempuh
di berbagai tempat dari Skotlandia hingga Jerman. Ia mengawali jenjang pendidikannya
di Akademi Larkhall, Scotland dari tahun 1914-1919, lalu melanjutkan ke George
Watson College di Edinburgh dan Universiti Edinburgh dari tahun 1927-1930. Seterusnya
ia ke Balliol College, Universitas Oxford dari tahun 1930-1933, dan Universitas
Jena (Friedrich-Schiller-Universitat) di Jerman pada tahun 1933.
Sekembali dari Jerman, Watt kembali
belajar di Universitas Oxford pada tahun 1938 hingga 1939, lalu kembali lagi ke
Universitas Edinburgh dari tahun 1940 hingga 1943. Tidak lama setelah itu, ia
bekerja sebagai pemantau di beberapa buah gereja di sekitar London dan
Edinburgh. Ia adalah seorang paderi yang bermazhab Episkopal di Gereja
Episkopal Skotlandia (the Scottish Episcopal Church). Ia juga
seorang pakar Bahasa Arab yang mengajar para uskup atau bishops, yaitu ketua pendeta Kristen aliran Anglikan di Bait al-Maqdis dari
tahun 1943 hingga 1946.
Selain itu, sebagai pendeta ia turut
menjadi anggota Komunitas Iona (Iona Community) yang berupaya
menyatukan aliran-aliran Kristan yang berpusat di Skotlandia
pada tahun 1960. Ia menjabat sebagai ketua jurusan Bahasa Arab dan Pengkajian Islam di Universitas Edinburgh dari tahun 1947 hingga 1979.
Pada saat yang
sama, ia juga dilantik sebagai dosen tetap di sana
pada tahun 1964, selain menjadi visiting professor di beberapa
universitas luar negeri, seperti Universitas Toronto 1963 dan 1978, Colege de France di kota Paris pada tahun 1970, Universitas
Georgetown di
Washington pada tahun 1978 hingga 1979.
Mempertimbangkan keahliannya di bidang kajian Islam, ia diberikan
penghargaan dari Universitas Aberdeen. Watt banyak menghasilkan karya.
Setelah pensiun, ia diberikan gelar Profesor Emeritus
dalam bidang Bahasa Arab dan Pengajian Islam di Universitas Edinburgh. Watt dikenali sebagai orang bukan Islam yang paling depan dalam
menerjemahkan ajaran Islam di Barat. Ia juga adalah
salah seorang tokoh sarjana yang cukup berpengaruh di bidang
Pengajian Islam, dan sering disebut oleh para sarjana Islam. William Montgomery
Watt meninggal di Edinburgh pada tanggal 24 Oktober 2006, pada usia 97 tahun.[22]
14. John Wansbrough
a.
Biografi
John Wansbrough
John Wansbrough adalah seorang ahli tafsir terkemuka di London. Ia
memulai karier akademiknya tahun 1960. Pada saat itu, ia menjadi staf pengajar
di Departemen Sejarah di School of Oriental and Africa studies (SOAS University
of London). Kemudian ia menjadi dosen bahasa Arab yang berada di naungan
Departemen Sastra Timur Dekat. Ia sempat menjabat direktur di universitas
tempat ia bekerja. [23]
b.
Karya-karya
John Wansbrough
Wansbrough tergolong orang yang cukup
produktif, terbukti banyak literature yang ditulisnya. Salah satunya adalah Qur’anic Studies:
Source of Methodes of Spiritual Interpretation. Buku ini ditulis John wansbrough dalam kurun 1986 sampai Juli 1972
dan dicetak tahun 1977 di Oxford Universty Press. Karyanya yang lain adalah “A note on Arabic
rethoric” dalam Lebende Antika: Symposium
fur Rudolf Suhnel,”Arabic Retoric and Qur’anic Exegis dalam bulletin
of the school of oriental and african studies, Majaz al- Kajian
Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 92 Qur’an: Pheriparastic
exegis, The Sectarian Milleu Content and composition of Islamic Salvation
History. Dari sini tampak bahwa John Wangsbrough
sangat intens dalam mengkaji al-Qur’an dan yang terkait di dalamnya.[24]
15. Lawrence Andrew Rippin
a.
Biografi
Lawrence Andrew Rippin
Lawrence Andrew Rippin (lahir 16 Mei
1950 di London, Inggris) adalah seorang sarjana Islam yang kini tinggal di
Kanada. Rippin adalah Profesor Sejarah dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya di
University of Victoria, British Columbia, Kanada. Dia adalah penulis dari
banyak karya tentang al-Quran dan maknanya, Setelah mengajar selama 20 tahun di
Departemen Studi Agama di Universitas Calgary, Andrew Rippin bergabung dengan
Universitas Victoria dan Departemen Sejarah pada tanggal 1 Juli Tahun 2000,
sebagai Profesor dan Dekan fakultas Humaniora. Ia memperoleh BA di Universitas
Toronto (1974), gelar MA dari Universitas McGill (1977) dan gelar Ph.D. dari
McGill (1981). Berbeda dengan orientalis lainya, Rippin telah mengunjungi
berbagai wilayah Islam seperti Mesir dan Turki. Ia juga menguasai bahasa Arab
dengan baik. Dia amat kritis, bukan hanya kepada penafsir muslim, tapi juga
terhadap para penafsir al-Qur’an dari kalangan orientalis sendiri.[25]
b.
Karya-karya Lawrence Andrew Rippin
Karya-karya Andrew Rippin, di antaranya
adalah: Muslims:
Their Religious Beliefs and Practices, The Blackwell Companion to the Qur'an,
Textual Sources for the Study of Islam, Muslims: Their Religious Beliefs and
Practices, Approaches to the History of the Interpretation of the Qur'an,
Defining Islam: A Reader (Critical Categories in the Study of Religion),
Muslims: Their Religious Beliefs and Practices, The Qur'an: Style and Contents,
The Qur'an and Its Interpretative Tradition,203 The Qur'an: Formative
Interpretation.[26]
16. Michele Amari (1806-1889)
a.
Biografi
Michele Amari
Amari adalah sosok ilmuan yang menerjuni
bidang politik, sekaligus seorang orientalis Italia. Ia dilahirkan di Palermo,
Siccilia pada bulan Juli 1806. Kecenderungannya sebagai politikus merupakan
warisan dari ayahnya. Latar belakang pendidikan Amari sangat mendukung
karirnya. Sebagai anak dari keluarga politikus, ia mendapatkan pendidikan yang
baik. Pertama kali ia menggeluti sejarah dan sastra dan menguasai dua bahasa,
yaitu Inggris dan Prancis. Ketika ayahnya dipenjara, Amari bertanggungjawab menghidup
keluarganya. Dia bekerja di sebuah kantor di Palermo, dan upah yang diterima
itulah yang dipakai untuk menghidupi keluarganya.
Kemudian
tempat tugas Amari pindah ke Kementrian Keadilan di Napoli. Di sinilah Aamri
menyempatkan diri menulis karangan yang cukup besar yang berjudul Guerra del
vespro Siciliano pada tahun 1842. Michele Amari adaah sosok ilmuan yang amat
tinggi nasionalismenya, sifat inilah yang mendorongnya menekuni sejarah
bangsanya, Sicilia.[27]
b.
Karya-karya
Michele Amari
Di
antara karya-karya Amari yaitu Nuovi ricordi arabici sulla storia; Diplomi
arabi del reale archivio fiorentino, Vocabulista in arabici. Amari juga
mengomentari buku Salwan al-Mutha’-nya Ibn Dhafar dari Sicilia. Ia juga membuat
Carte compare de la Sicilie du XII siècle. Ia menulis tentang petualangan
Muhammad bin Jarir di Sicilia dan juga menyusun Memoire sur la Chronologie du
Coran atas pesanan dari Akademi Prancis pada tahun 1858.[28]
17. Joseph Schacht
a.
Biografi
Joseph Schacht
Joseph Schacht adalah seorang tokoh
orientalis kelahiran 15 Maret 1902 M di Ratibor (Silesia), sekarang bagian
daerah negara Polandia. Schacht memulai studinya dengan mendalami ilmu filologi
klasik, teologi, dan bahasa-bahasa Timur di dua Universitas berbeda, Breslau
dan Leipzig. Pada tahun 1923, Schacht menyabet gelar sarjana tingkat pertama di
Universitas Prusla. Kemudian dia mendapat “SK” mengajar di perguruan tinggi,
kemudian dia bertugas menjadi dosen di Universitas Freiburg, wilayah Barat Daya
Jerman, dan pada tahun 1929 dia menyandang guru besar. Kemudian pada tahun
1923, Schacht pindah ke Universitas Koningsburg. Lalu pada tahun 1934 dia
mengajar sebagai dosen tamu di Universitas Mesir (sekarang Universitas Kairo,
Mesir). Pada universitas tersebut ia diserahi tugas untuk mengajar fiqh, bahasa
Arab, dan bahasa Suryani pada jurusan Bahasa Arab, fakultas Sastra. Dia
mengajar di Universitas Mesir tersebut sampai tahun 1939.[29]
b.
Karya-karya
Joseph Schacht
Schacht termasuk orientalis yang cukup
produktif. Meskipun dia terkenal dengan kecenderungannya dalam mengkaji dan
mendalami fikih, dia juga banyak menulis karya dalam bidang-bidang yang
lainnya. Menurut penilaian Abdurrahman Badawi, karya Joseph Schacht yang paling
menonjol adalah karyanya dalam kajian sejarah fikih Islam. Karya utama Schacht
dalam kajian ini adalah The Origins of Muhammadan Jurisprudence setebal 350 halaman. Di samping karya tersebut, pada tahun 1960,
Schacht menerbitkan
buku kembali dengan judul An Introduction to Islamic
Law (Pengantar Hukum Islam).[30]
18. Adrien Barbier De Meynard (1827-1908)
a.
Biografi
Adrien Barbier De Meynard
Meynard
adalah orientalis Prancis yang dilahirkan di kota Marsilles tahun 1827. Pada
mulanya ia bertugas sebagai pegawai konsulat, kemudian berperan sebagai juru
runding Prancis di Persia. Ketika kembali ke Prancis ia diangkat sebagai guru
besar bahasa Turki di Akademi Bahasa-Bahasa Timur di Paris, tahun 1863. Pada
saat Moll meninggal dunia, tahun 1875, jabatan ketua Kajian Bahasa Persia di
Kolese de France digantikan oleh Meynard. Kemudian pada tahun 1877, Me suffixasynard
dipilih sebagai anggota Akaedmi Seni Rupa dan Sastra, menggantikan
Goachim de Slann. Pada tahun 1885 ia beralih dari ketu Kajian Bahasa Persia
menjadi ketua Kajian Bahasa Arab di Kolese de France.[31]
b.
Karya-karya
Adrien Barbier De Meynard
Meynard
memiliki sejumlah karya dalam bentuk buku, komentar-komentar dan notasi-notasi
terhadap karya lain, yaitu Sekilas tentang Kota Quzwain; Khazanah dari
Sejarah Heart; Kajian tentang Muhammad bin al-Hasan asy-syaibani, seorang
tokoh fikih madzhab Hanafi; Hamparan Sastra Khurasan dan Transoxiana Abad
Keempat Hijriyyah; Koleksi Sejarah Tulisan Lepas Tentang Ibrahim binal-Mahdi;
Sa’id al-Hamiriy; Athwaq adz-Dzahab dan Pemikiran az-Zamakhsyari; al-Munqidh
min adh-Dhalal, karya al-Ghazali; Apendiks Mu’jam Turki dan lain-lain. Karya
monumental Barbier de Meynard yang terakhir adalah ulasan-ulasannya terhadap
kitab Muruj adz-Dzahab-nya al-Mas’udi, kemudian menerjemahkannya ke dalam
bahasa Prancis disertai dengan sejumlah notasi.[32]
19. Philip Khuri Hitti
a.
Biografi
Philip Khuri Hitti
Philip Khuri Hitti dilahirkan pada
tahun 1886 lahir di Shimlan, Suriah Utsmaniyah atau sekarang disebut Lebanon.
Dia merupakan seorang orientalis dan Islamolog, yang banyak sekali memperkenalkan
sejarah kebudayaan Arab ke Amerika. Dia beragama Kristen dan dia merupakan
penulis sejumlah buku dan spesialis sejarah negara-negara Arab dan peradaban
lainnya. Tulisan dan hipotesisnya memperbanyak khasanah sejarah. Dalam karir
intelektualnya, dia merupakan alumni dari American University Beirut yang lulus
pada tahun 1908. Dia meraih gelar doktor di Universitas Columbia pada tahun
1915. Dia juga merupakan dosen di American University Beirut (1919 – 1925),
mengajar bidang sejarah Arab. Dia juga mengajar di Universitas lainnya.[33]
b.
Karya-Karya
Philip Khuri Hitti
Philip memiliki banyak karya antara
lain, History
of the Arabs, The Syrians in America, (1924), The origins of the Druze people
and religion: with extracts from their sacred writings (1928), An
Arab-Syrian Gentlemen in the Period of the Crusades: Memoirs of Usamah
ibn-Munqidh (1929), History of Syria: including
Lebanon and Palestine,, (1957), The Arabs (1960), Lebanon in History (1967), Makers
of Arab History (1968), The Near East in History (1961), Islam
and the West (1962), Islam: A Way of Life (1970), Capital
Cities of Arab Islam (1973).[34]
20. Bernard Lewis
a.
Biografi
Bernard Lewis
Bernard Lewis
lahir pada tanggal 31 Mei 1916 M di Stoke Newington, London. Ia adalah
sejarawan Inggris-Amerika keturunan Yahudi kelas menengah. Pada tahun 1963, ia
lulus dari sekolah studi orientalis (sekarang SOAS, School of Oriental and
African Studies) dengan gelar BA dalam bidang khusus sejarah timur dan
interaksi antara Islam dan Barat. Pada tahun 1937, dia melakukan studi pasca
sarjana di Universitas Paris dan memperoleh “Diplome des Etudes
Semitiques”. Tahun 1938, ia kembali lagi ke
almamaternya (SOAS) dan menjabat sebagai asisten dosen Sejarah Islam. Selama
perang Dunia II, Lewis bertugas di Angkatan Darat Inggris, kemudian dipindahkan
ke Departemen Luar Negeri. Seusai perang, ia kembali lagi ke SOAS.[35]
b.
Karya-karya Bernard Lewis
Beberapa buku karya Bernard Lewis yang
terkenal di antaranya The Arabs in History, The Emergence of Modern Turkey,
The Political Language of Islam, The Muslim Decovery of Europe dan The Middle
East: A Brief History of the Last 2000 Years.[36]
21. Edward Said
a.
Biografi
Edward Said
Nama Lengkap Edward Said ialah Edward
William Said. Edward Said Lahir 1 November 1935 di Yerusalem. Ia seorang
Kristen Palestina. Ayahnya bernama Wadie Said, seorang warga negara Amerika
Serikat kelahiran Yerusalem. Ayahnya, seorang pengusaha Arab yang makmur dan
pernah bertugas dalam Perang Dunia I di bawah pimpinan Jenderal Pershing.
Ibunya bernama Hilda, lahir di Nazaret- Lebanon dan juga seorang Protestan.
Said memulai pendidikan formalnya di GPS (Gezira Preparatory School) di
Lebanon. Sedangkan pendidikan rohaninya ia dapatkan di Gereja All Saints’
Cathedral, pada masa kecil dan remajanya. Pada tahun 1937, Said dikirim oleh
orang tuanya ke Kairo untuk belajar di Victoria College, sebuah sekolah elite di Timur Tengah. Hampir semua guru- guru di sana orang Inggris,
sehingga Said dalam waktu yang tidak lama mampu menguasai bahasa Inggris dan
dengan pendidikan yang benar-benar bergaya Inggris. Said juga dapat mengerti
tentang kebudayaan-kebudayaan Inggris. Setelah menekuni pembelajaran di Kairo,
Said melanjutkan studinya di Sekolah Gunung Hermon, sebuah sekolah persiapan
Perguruan Tinggi Swasta di Massachusetts pada tahun 1951. Said belajar tentang
bahasa dan teori-teori sastra. Said bukan hanya fasih dalam bahasa Inggris,
melainkan juga fasih berbahasa Perancis dan Arab. Pada tahun 1957, Said
mendapat gelar Bachelor of Arts di Princeton University. Gelar
Master of Arts di dapat pada tahun 1960, sedangkan gelar Ph.D. didapat pada
tahun 1964 dalam Sastra Inggris dari Universitas Harvard.
Di Tahun 1963, Said bergabung di
Universitas Coloumbia pada bagian Departemen dan Perbandingan Sastra Inggris.
Pada Tahun 1977, Said menjadi Profesor Parr bahasa Inggris dan Sastra
Perbandingan di Columbia, kemudian menjadi Old Dominion, sebuah Yayasan Profesor dalam bidang Humaniora. Selain menjadi Profesor
di Universitasnya, ia juga menjadi profesor tamu di Universitas Yale. Pada tahun 1992, ia mencapai pangkat Profesor Universitas, posisi
akademik tertinggi di Columbia. Dia tinggal di dekat kampus Colosseum di
Riverside Drive. Said juga menjabat sebagai Presiden dari Modern Language Association
, editor Jurnal triwulanan Arab Study, dan merupakan anggota
dari American Academy of Arts and Knowledge, Dewan eksekutif PEN dalam di Royal
Society of Literature,428 dan American Philosophical Society.[37]
b.
Karya-karya
Edward Said
Said adalah penulis yang produktif. Ia
dikenal sebagai ahli sastra perbandingan (comparative literature) di Colombia University. Sebagian besar buku-bukunya berkaitan dengan masalah Timur Tengah,
semisal Orientalism
(1978), The Question of Palestine (1979), Covering
Islam: How the Media and the Experts Determine How We See the
Rest of the World (1981), The Politics of Dispossession
(1994), dan Peace and Its Discontents: Essays
on Palestine in the Middle East Peace Process (1995).
Sedang buku-buku Said lainnya adalah The World, the Text, and the Critic (1983), Nationalism, Colonialism,
and Literature: Yeats and Decolonization (1988), Musical Elaborations (1991), dan Culture and Imperialism (1993), dan
memoar pribadinya yaitu Out of Place (1999).[38]
[1]Mircea elide and Joseph M, Kitagawa, The History of Religion essays
in methodologi, (chicago: The unifersitas of Chicago press, 1959), 163
[2]Wilfred Cantwell Smith, Kitab suci Agama-agama, terj. Dede
Iswadi, (Jakarta: Teraju PT mizan Publikasi, 2005), cofer
[3]http:///malay. Bismikaallahuma.
Org/Islam-dan-paham-pluralisme agama/
[6] Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Yogyakarta:
LKiS, 2003), 6.
[7] Ibid., 2.
[8] Ibid., 16-18
[10] Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat (Jakarta: gramedia Pustaka
Utama, 2004), 66.
[11] Badawi, Ensiklopedi Tokoh. . ., 30-31.
[12] Ibid., 43.
[13] Ibid., 55.
[14] Syamsuddin Arif, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran, (Jakarta:
Gema Insani, 2008), 30
[15]Badawi, Ensiklopedi Tokoh., 31.
[16] 20
[17] Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis, terj.
(Yogyakarta: LKis, 2003), 25
[18] Ibid.,
[19] Ibid., 26
[20] Ibid,
[21] Ibid.,
[22] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis,
55.
[23] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis,
91.
[24] Ibid., 92.
[25] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis,
105.
[26] Ibid.
[27] Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Yogyakarta:
LkiS, 2003), 51.
[28] Ibid., 53.
[29] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis,
132.
[30] Ibid.
[31] Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Yogyakarta:
LkiS, 2003), 58.
[32] Ibid., 58.
[33] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis,
175.
[34] Ibid.
[35] Ibid., 200.
[36] Ibid.
[37] Ibid., 195.
[38] Ibid., 196.