Kamis, 19 September 2013

Tokoh-Tokoh Orientalis Selain Jerman dan Belanda



1.    Wilfred  Cantwell Smith
a.      Biografi
Wilfred Cantwell Smith adalah salah satu sosok seorang tokoh orientalis yang dilahirkan di kota Toronto salah satu propinsi di Canada pada tanggal 21 Juli 1916,[1] kedua orang tua Smith adalah Arnold Smith dan  Sarah Cory Cantwell. kemudian Smith meninggal saat berumur 84 bertepatan pada tanggal 7 Februari 2000. ketika Smith meninggal, dia meninggalkan seorang istri serta lima anak dan sepuluh cucu. Anak-anaknya: Arnold (Ottawa), Julian (Appleton, Ontario), Heather (Toronto), Brian (Bloomington, Indiana dan La Honda, California), dan Rosemary (Montreal).
Smith  adalah seorang ahli agama yang dahsyat. Dan Pengaruhnya sanggat luar biasa. Smith adalah seorang sejarawan agama yang memiliki pengalaman langsung dengan berbagai macam agama. Ia adalah seorang profesor dalam perbandingan agama di Universitas Harvard USA. Setelah mendapat gelar Ph.D. di Universitas Princeton, kemudian Smith mendirikan Institute Studi Islam di Universitas McGill pada tahun 1949-1951. Pada tahun 1964 Smith menjadi direktur Harvard University’s Center for the Study of World Religions. Membuka program study agama-agama di Dahousie universiyy, Halifax, dan bekerja untuk Contre the study of Religion di Universitas of Toronto.[2]
Pada awal karirnya itu, ia mendirikan Institut Studi Islam khas di Mc Gill, tempat ia mengajar 1949-63. Ia terlibat dalam perencanaan Pusat Studi Agama-Agama Dunia di Harvard University, dan pindah ke sana pada tahun 1964 untuk mengambil direktur perusahaan. Pada tahun 1973 ia pindah ke Halifax, Nova Scotia untuk mendirikan Departemen Perbandingan Agama di Dalhousie University, kembali ke Harvard pada tahun 1978 untuk mengawasi pengembangan program dalam agama dalam fakultas seni dan ilmu. Harvard mengangkatnya Profesor Emeritus Kajian Perbandingan Agama pada saat pensiun pada tahun 1984. Setelah kembali ke kota asalnya pada tahun 1985, ia diangkat sebagai Senior Research Associate ke Fakultas Teologi di Trinity College, Universitas Toronto.
Wilfred Cantwell Smith adalah salah satu tokoh terkenal yang memperkenalkan konsep pluralisme agama dengan gagasannya yang ia sebut global theology, Smith adalah pendiri Mc Gill Islamic Studies. Kemudian mengenai agamanya, Smith beragama Kristen. Sumber ini didapat pada halaman dedikasi buku John Hick yang terjemahannya seperti berikut ini:
Kepada kawan-kawan yang merupakan nabi-nabi pluralisme agama  dalam berbagai tradisi mereka: Masau Abe dalam agama Buddha, Hasan Askari dalam Islam, Ramchandra Gandhi dalam agama Hindu, Kushdeva Singh dalam agama Sikh, Wilfred Cantwell Smith dalam agama Kristen dan Leo Trepp dalam agama Yahudi.[3]
b.      Karya-karya Wilfred Cantwell Smith
Seiring berjalannya waktu,  berturut-turut kemudian Smith menghasilkan beberapa karya yang berupa buku-buku bersejarah sekaligus fenomenal yang mengungkap kajian agama-agama di dunia. Di antara karya-karya atau buku-bukunya yang terkenal adalah; [4]
1.        The Muslim League, 1942-1945 (1945).
2.        Pakistan as an Islamic State: Preliminary Draft (1954)
3.         Islam in Modern History: The tension between Faith and History in the Islamic World (1957)
4.         The Meaning and End of Religion (1962)
5.         Modern Islam in India: A Social Analysis (1963)
6.         The Faith of Other Men (1963)
7.         Questions of Religious Truth (1967)
8.         Religious Diversity: Essays (1976)
9.         Belief and History (1977)
10.     On Understanding Islam: Selected Studies (ed. 1981)
11.    Toward a World Theology: Faith and the Comparative History of Religion (1981)
12.     Scripture: Issues as Seen by a Comparative Religionist (1985)
13.     Towards a World Theology: Faith and the Comparative History of Religion (1989)
14.     What Is Scripture? A Comparative Approach (1993)
15.     Patterns of Faith Around the World (1998)
16.     Faith and Belief (1987), Believing (1998)
17.     Wilfred Cantwell Smith: A Reader (2001).[5]
      Karya Smith telah memiliki dampak yang mendalam di seluruh dunia, semua ini terbukti melalui tulisan, pengajarannya juga melalui berbagai program akademik dan departemen-departemen.

2.    Arthur John Arberry (1905-1969)
a.      Biografi
Orientalis Inggris yang ahli dalam bidang tasawuf islam dan sastra Persia ini lahir pada 12 Mei 1905 di sebuah kampong kecil kawasan Fratton, perkampungan buruh di kota Vermont, Inggris Selatan. A.J. Arberry adalah anak keempat dari lima bersaudara. Dia diasuh oleh ayahnya, William Arberry yang bertugas sebagai Angkatan Laut Inggris.
A.J. Arberry menamatkan sekolah tingkat menengahnya di Vermont. Kegigihannya menyebabkan dia memperoleh beasiswa dari Universitas Cambridge, konsentrasi kajiannya adalah tentang filsafat klasik, Yunani dan Latin. Dia juga memasuki kuliah Pambroke di universitas yang sama pada tahun 1924 sebagai mahasiswa tingkat pertama. Pada tahun 1929 A.J. Aberry dapat menguasai kajian ketimuran, khususnya bahasa Arab dan Persia dengan cemerlang dengan memperoleh berbagai medali dari Sir William brown, Edward G. brown tahun 1927, menerima beasiswa dari Wright dan gold Smith tahun 1930. Pada tahun 1931 ia terpilih sebagai peneliti yunior di almamaternya sendiri, di Fakultas Pambroke. Pada tahun 1927 ia belajar bahasa Arab dari professor Reynold Alan Nicholson.
Kecemerlangan kerja Ilmiah Arberry terhalang oleh sakit yang menimpanya sejak tahun 1956, dan pada Oktober 1969 Arberry meninggal dunia di rumah kediamannya di Cambridge, London. Arberry merupakan sosok ilmuwan yang teduh dan memiliki nurani yang jernih sehingga disukai oleh setiap orang yang mengenalnya. Arberry adalah pribadi yang memiliki jiwa seni, lembut tutur katanya dan luas ilmunya. Pengetahuannya dapat disejajarkan dengan gurunya, Nicholson.[6]
b.      Karya-Karya Arthur John Arberry
·      Al-Mawaqif wa al-Mukhatabat (1935)
·      Fahras al-Mahthuthal al-‘Arabiyah fi Maktabah Diwan al-Hindi (1936)
·      Fahrasat al-Kutub al-Farisiah (1937)
·      Kontribusi Inggris Pada kajian Persia (1942)
·      Para Orientalis Inggris (1943)
·      Tsabt Takmili Tsanin li al-Mahthuthat al-Islamiyah fi Kambrij (1952)
·      Indeks manuskrip-Manuskrip Arab dari Kumpulan Chester Beatty (Dublin, 1955-1964)
·      Indeks manuskrip-Manuskrip Persia dari Kumpulan Chester Beatty (Dublin, 1959-1962), dan lain-lainnya.[7]

3.    Joseph Scaliger (1540-1609)
a.      Biografi Joseph Scaliger
Joseph Scaliger adalah orientalis besar Prancis dan termasuk jajaran ahli filologi klasik. Scaliger dilahirkan pada 4 Agustus 1540 di Agen, Barat Daya Prancis dan meninggal di Leiden pada 21 Januari 1609. Dia belajar di brood dan kemudian di Paris untuk mengikuti perkuliahan yang disampaikan oleh Turnebe, ia mempelajari filsafat dan bahasa yunani serta latin. Kemudian dia memperdalam bahasa Ibrani, Arab, Suryani, Persia, dan sejumlah bahasa Eropa modern.
Scaliger pada awalnya adalah seorang Kristen Katolik, namun setelah itu ia berubah haluan menjadi pengikut Kristen Protestan. Pada tahun 1563 dia diminta oleh Louis de la Roche-Pozay, salah seorang Duta Besar Prancis untuk roma, sebagai tutor bagi anak-anaknya. Kemudian pada tahun 1591 dia diminta oleh Akademi Leiden untuk memegang jabatan sebagai penanggung jawab kajian klasik, menggantikan Justus lipsius. Tugas yang diembannya itu dijalankan dengan baik hingga ia meninggal pada tahun 1609.
b.      Karya-karyanya
Selama karir hidupnya, Scaliger telah menerbitkan sejumlah karya tulis dalam bahasa latin, diantaranya:
·      De lingua Latina, karya Varron (Paris, 1565)
·      Alexandranya Lycophron (Bazel, 1566)
·      Catalecta Virgiliana (Leon, 1572)
·      Ausonianae Lectiones (Leon, 1574)
·      De Verborum Significatione-nya Festus (Paris, 1576)
·      Carmina Catulli, Tibulli et Propertii (Paris, 1577)
·      Astronomicon-nya manilius (Paris, 1579)
·      De Emen Datione temporum (Paris, 1598)
·      Koleksi kata-kata mutiara Yunani dengan judul Stromateus Proverbiorum Graecorum (Paris, 1593-1594)
·      Kanzu al-Azminah, sebagai penyempurna dari karya Chrunqt Jusapius Pampaly (Jenewa, 1609)[8]

4.    Heinrich Steiner (1841-1889)
Steiner adalah orientalis Swiss yang dilahirkan di Zurich pada tahun 1841. Pada mulanya ia belajar teologi dan bahasa-bahasa Timur di bawah asuhan Ferdinand Hitzich (1807-1875), kemudian belajar kepada Fleischer pada tahun 1870. Dia menjadi guru spesialis zaman klasik tentang kitab suci dan ahli bahasa-bahasa semit di Universitas Zurich, menggantikan kedudukan Eberhard Scharder (1837-1908), pendiri ilmu masalah Suriah di Jerman. Karya Steiner yang terkenal ialah bukunya yang berjudul Dei Mu’taziliten order die freidenker in Islam, Ein Beitrag zur Allegemeinen Culturgeschichte (Leipzig, 1862). Dalam karya tersebut diungkapkan konsep-konsep Mu’tazilah. Disamping mengulas ragam pendapat Mu’tazilah, buku tersebut juga dilengkapi dengan sejarah perkembangan ilmu kalam sejak abad pertama sampai abad ke-4.
Di antara murid Steiner di Universitas Zurich ialah Jakob Hausheer (1865-1953), yang memperoleh gelar doktor pertama pada Thorbecke di Halle tahun 1889. Pada tahun 1905, ia menerbitkan Mu’alaqat-nya Zuhair bin Ali Salma beserta penjelasan dari Ibn an-Nuhhas. Steiner tidak memiliki karya dalam kajian Islam yang lain karena memusatkan sisa umurnya untuk mengkaji kitab suci. Ia meninggal pada tahun 1889.[9]
5.    Juan Alfonsi De Segobia (wafat 1456)
Segobia adalah pakar teologi Spanyol di Sinode Basille, yang memainkan peran penting dalam menyukseskan Sinode tersebut. Peran lain yang sangat menonjol ialah partisipasinya dalam menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa latin. Segobia dilahirkan pada akhir abad ke-14 di Segobia, Spanyol Tengah, dan meninggal pada tahun 1456.
Di antara jabatan yang pernah diembannya ialah menjadi guru besar di Universitas Samalanga. Ia dikirim oleh pihak universitas dan didukung oleh Raja Johanna II ke Basile untuk menghadiri Sinode Basille yang diselenggarakan pada tahun 1433 dan 1434.
Segobia kemudian diangkat menjadi seorang cardinal pada tahun 1440, tetapi dengan terpaksa mengundurkan diri dari kekardinalannya. Kemudian ia tinggal di Ayton, Prancis dan menghabiskan waktunya untuk menulis dan membukukan hasil dari Sinode Basille dalam sebuah buku yang berjudul Historia Generalis Synodi basiliensis.
Dalam kesendiriannya di Ayton, ia menyempatkan diri untuk merenungkan cara mempertahankan Kristen dari sebuah pengaruh Islam yang sedang Berjaya saat itu. Ketika itu Islam tengah gencar-gencarnya merambah Eropa, terutama setelah Muhammad al-Fatih menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Dia menyadari bahwa Islam tidak mungkin dihadapi dengan senjata karena pemerintahan Usmaniah saat itu sedang mencapai puncak kejayaannya, dan siap menyerbu daratan Eropa. Oleh karena itu, Segobia mencurahkan masa kematangan intelektualnya untuk mempelajari Islam.[10]
Segobia memutar otaknya untuk mendapatkan taktik jitu menghadapi serangan islam. Dia sadar bahwa islam harus dihadapi dengan strategi lain, yaitu menyerang dari dalam. Untuk mempersiapkan rencananya itu, ia memutuskan untuk menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa latin. Karena tidak menguasai bahasa Arab, ia kemudian memperalat muslim Spanyol yang menguasai bahasa Arab agar menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa latin.
Setelah terjemahan al-Qur’an yang dipesannya selesai dikerjakan, Segobia mempelajari isi Al-Qur’an melalui terjemahan untuk menyerang Islam. Ia menulis buku berjudul De Mittendo Gladio Spiritus in Sarracenes. Ternyata serangan Segobia tidak hanya ditulis pada satu buah buku saja. Menurut Antonio dalam bukunya Bibliotheca hispanca vetus, pada jilid kedua, (hlm. 229-233), ia mendapati buku kedua Segobia yang menyerang Islam dalam bentuk manuskrip.[11]
6.    Henry Frederick Amendroz (1854-1917)
a.      Biografi
Amendroz adalah orientalis Inggris yang mendalami hukum sampai ia menjadi penegak hukum. Di samping itu, Amendroz juga mempelajari bahasa Arab hingga dapat menguasainya dengan sempurna. Amendroz kemudian mulai memusatkan objek kajiannya pada literature-literatur sejarah Arab yang muncul pada abad ke-4 Hijriah. Kajiannya dipusatkan pada karya-karya Hilal ash-Shabi yang masih tersisa.
Pada mulanya ia adalah seorang pengikut Sabean, kemudian memeluk islam, kepercayaan yang dianut oleh seluruh anggota keluarga yang lain.
b.      Karya-Karyanya
·         Historical Remains, First part of his kitab al-wuzard and Fragment of his History 389-393 A.H. Rangkuman dari karangan-karangan kitab at-Tarikh-nya Hilal ash-Shabi, dan kitab al-Wuzara, karya Hilal ash-Shabi.
·         History of Damascus 363-555 A.H adalah Ulasanan buku tarikh ad-Dimasqi-nya Ibn al-Qalanisi yang ditambahi sejumlah kutipan dari sumber-sumber sejarah yang lain.

7.    Antonio Aquila
Antonio Aquila adalah seorang pendeta Fransiskan, yang pernah menetap di Timur Tengah selama sepuluh tahun untuk kepentingan misionaris. Aquila kemudian kembali ke Roma untuk mengajar bahasa Arab di Fakultas Fransiskan di Roma, dan dialah yang menyusun pengajaran bahasa Arab Fasih dan Arab ‘amiyah,  dengan judul Arabicae linguae novae, et mettodicae institutions, non advulgaris dumtaxat idiomatic, sed etiam ad gramaticae doctrinalis intelligentiam, per annotations in capitum appendicibus suffixas accommodate ­(Roma, 1650). Di antara tokoh ilmuwan yang memanfaaatkan karya Aquila adalah J.O. Michaalis.[12]
8.    Theodor Bibliander (Buchmann) (1504-1564)
a.      Biografi
Orientalis Swiss ini lahir sekitar tahun 1504 di Bischofszell, Awiss, dan meninggal pada 26 September/November 1564 di Zurich, akibat terserang penyakit. Dia adalah salah seorang murid dari Karl Pellikans dan Okolampadius di Bazel. Pada tahun 1531, ia diangkat sebagai professor perjanjian lama menggantikan Zwingli. Pada tahun 1542-1543, Buchman merampungkan penerjemahan kitab perjanjian lama ke dalam bahasa Latin.
Buchmann adalah ilmuan yang pertama kali menulis terjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Latin atas permintaan Petrus yang mulia. Menurut Voux, sebenarnya lemampuan bahasa Arab Buchmann tidak begitu bagus sehingga terjemahan Al-Qur’annya mengandung banyak penyimpangan dan kekeliruan. Bibliander Buchmann termasuk tokoh yang paling menentang aliran qada’ dan qadar yang diajarkan Calvin, perselisihan pendapat ini menyebabkannya mengasingkan diri pada tahun 1560.
b.      Karya-karyanya
·      Dasar-Dasar Tata Bahasa Ibrani (Zurich, 1535)
·      Penjelasan Kata-Kata Musytarak pada Tiap Bahasa dan Huruf (Zurich, 1548)
·      Perhitungan Waktu (Bazel, 1551)
·      Perhitungan Waktu Paling Akurat (Bazel, 1551)
·      Pembelaan Terhadap al-Masih (Bazel, 1553), karya ini ditujukan kepada lembaga kepausan.[13]

9.    Ignaz Goldzier
Ignaz Goldziher (selanjutnya disebut Goldziher) lahir pada tanggal 22 Juni 1850 di kota Szekesfehervar, Hongaria. Berasal dari keluarga Yahudi yang terpandang dan memiliki pengaruh luas, tetapi tidak sefanatik keluarga Yahudi Eropa yang lain. Dia mendalami kajian filologi dibawah asuhan seorang orientalis ternama saat itu, Fleisser. Kemudian mendalami kajian peradaban Arab khususnya agama Islam dan kajian bahasa Semit (Lihat Abdurrahman Badawi, 2003:128-133).
Menurut Goldziher, hadits lebih merupakan refleksi interaksi dan konflik berbagai aliran dan kecenderungan yang muncul kemudian di kalangan masyarakat Muslim pada periode kematangannya, ketimbang sebagai dokumen sejarah awal perkembangan Islam. Lebih tegasnya lagi menurut belua hadits-hadis yang dibukukan pada abad ke-2 adalah produk buatan masyarakat Islam pada beberapa abad setelah Nabi Muhammad saw. wafat, bukan berasal dan tidak asli dari beliau.[14]
Pandangan Goldziher tentang hadis juga dapat kita lihat dalam karya monumentalnya Mohammedanische Studien yang terbit pada tahun 1890 dalam bahasa Jerman dan kemudian diterjemahkan oleh C. R. Barber dan S. M. Stern  ke dalam bahasa Inggris dengan judul Muslim Studies (London : George Allen & Unwim, 1971). Karena begitu sempurnanya, maka karya tersebut dianggap sebagai "kitab suci" tentang kajian hadis di kalangan para orientalis. Dalam karya tersebut Goldziher telah berhasil meragukan otentisitas hadis dengan dilengkapi studi-studi ilmiah. Hadis, menurut Goldziher, tidak lebih sekedar catatan atas kemajuan yang dicapai Islam di bidang agama, sejarah dan sosial pada abad I dan II H; hampir tidak mungkin untuk meyakinkan bahwa hadis dapat dinyatakan sebagai asli dari Nabi atau generasi sahabat.
10.              Eduard Granvilie Browne (1862-1926)
a.      Biografi
Browne adalah orientalis Inggris, spesialis dalam bidang sastra persia, pengarang besar buku Sejarah Sastra Persia. Browne lahir pada tahun 1862, ia berasal dari keluarga ilmuwan yang terkenal dalam bidang kedokteran, teologi, kemiliteran dan perdagangan. Ayahnya adalah insinyur kondang di bidangnya. Browne belajar di sekolah Glenalmond dan Eton. Pada tahun 1879 ia memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Cambridge, sampai pada peringkat kedua dalam bidang ilmu-ilmu fisika, tahun 1882.
Ayahnya mengijinkannya menggeluti kajian bahasa India, dan pada tahun 1884 ia memperoleh peringkat pertama. Studi kedokterannya dilanjutkan dilanjutkan di London hingga memperoleh gelar sarjana muda, tahun 1887. Ketertarikannya pada bahasa-bahasa timur dimulai sejak tahun 1877, ketika terjadi perang antara Rusia dan Turki, di mana pada saat itu Brown mendukung Turki. Kemudian memutuskan untuk mempelajari bahasa Turki, dan selanjutnya memperdalam bahasa Arab dan Persia.
b.      Karya-Karyanya
·      Setahun di Persia
·      Revolusi Persia tahun 1905-1909
·      Surat Kabar dan Syair Persia Modern
·      Sejarah Sastra Persia, buku ini merupakan perwujudan dari obsesinya sejak menjadi mahasiswa.
11.              Celestino Schiaparelli (1841-1919)
a.      Biografi
Calestino Schiaparelli adalah salah satu orientalis Australiadari Savigliano, dan meninggal di Roma pada 26 Oktober 1919. Dia adalah saudara dari ahli falak ternama, Giovanni Virginio. Akibat problem ekonomi yang menderita keluarganya, Scniaperelli terpaksa bekerja di jawatan pos. namun, tampaknya dan beban pekerjaan Schipalerri tidak menghalanginya untuk mencari ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, disela – sela tugasnya, ia tetap memiliki tekad untuk mendalami bahasa Arab. Pertama kali ia belajar bahasa Arab di Turnio kepada Luigi Calligaris, kemudiandi Fiorentina kepada Michelle Amari, yang memberi pengaruh yang besar terhadap penguasaan bahas Arabnya. Dibawah bimbingan dan dondongan dari Amari, dia mampu menghasilkan karya perdananya yaitu penelitian terhadap indeks latin Arab kedua berjudul  Vocabulista in Arabico. Yang di kerkjakan pada tahun 1871 di Florentina. Acara selanjutnya buku tentang persepsi terhadap negri Italia, seperti yang tertuang dalam buku Roger karangan Al Idrisi (Roma, 1883)
Karirnya dimulai dengan jabatan sebagai asisten guru besar, lalu guru besar bahasa Arab pada program Pasca sarjana di Fiorentina tahun 1873-1874. Karir Schiaparelli semakin menanjak dengan ditunjuknya sebagai guru besar uiversitas Roma pada tahun 1875. Jabatan tersebut tetap dipegang hingga memasuki masa pensiun.[15]
b.      Karya- karyanya
Adapun karya- karya Schiparelli yang lain berupa hasil penelitianya terhadap buku Diwan ibnu Hamdis seorang pujangga Sicilia (Roma , 1897). Sebenarnya, ada upaya untuk menerjemahkan kitab tersebut kedalam bahasa italia. Namun sampai sekarang terjemahan itu tidak pernah terbit. Disamaping  karya diatas, terdapat terjemahan dari biku Rihhlah ibnu jarir, didalam kitab tersebut  terdapat deskripsi yang cukup bagus tentang kota Palermo pada abad ke 12 masehi (Roma, 1906). Schiaparelli meninggal pada tahun 1919 dengan mewariskan karya- karya yang merupakan hasil dari terjemahan dan revisi- revisi, sejumlah penelitian yang belum sempat diterbitkan. [16]

12.  Morizt Steinschneider

a.      Biografi
Seorang orientalis Austria, spesialis bahasa Ibrani. Ia dilahirkan di Prusants, kawasan morowia pada 30 Maret 1816, dari keluarga keturunan Yahudi. Sejak kecil ia sudah mempelajari bahasa Ibrani dibawah asuhan ayahnya, Yaqub (1783-1856), seorang yang ahli  dalam memahami talmud. Bahkan rumahnya dijadikan pusat pertemuan oleh sebagian cendekiawan yang mendalami bahasa ibrani. Ketika berusia 13 tahun Steinscheneider belajar kepada Trebiitsch. Kemudian untuk melanjutkan pendidikanya ke Praha tahun 1823 ia menetap disana sampai tahun 1836. Pada tahun  yang sama ia belajar disekolah keguruan, bersama dengan Abraham Benisch. Benisch dibantu oleh sejumlah teman dekatnya, mendirikan organisasi pergerakan Zionisme, dan Steinscheneider kemudian bergabung dengan mereka.
Merasa tidak ada manfaatya dengan gerakan tersebut, pada tahun 1842 ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pergerakan zionis itu. Pada tahun 1836 ia pergi menuju Wina untuk melanjutkan studinya, atas anjuran dari teman sejawatnya, Leopold Dukes, ia kemudian menekuni bidang kajian bibiliografi sangat menonjol, dan ternyata bidang inilah yang kelak digelutinya.[17]
Sebagai bangsa keturunan yahudi  di negri orang. Ia me,iliki nasib yang kurang menguntungkan. Stencheineider tidak diperkenankan memasuki akademi ketimuran di Wina.demikian pula ia tidak diizinkanmenggunakan literatur literature , baik yang berupa teks – teks maupun manuskrip – manuskrip Ibrani, yang terdapat diperpustakaan kerajaaan Wina.[18]
Meskipun terdapat sejumlah hambatan yang menghadangnya, ternyata dia berhasil melanjutkan studinya di universitas Wina pada fakultas Teologi katolik. Difakultas tersebut ia belajar bahasa ibrani , arab dan Suryani kepada Kaerle. Akhirnya ia kuliah di Leipzig dan meneruskan kegiatan ilmiahnya di universitas Leipzig. Di sini ia melanjutkan pemahaman bahasa Ibraninya dibawah bimbingan Fleischer.[19]
Pada saat di Leipzig itulah, ia mulai menerjemahkan Al Quran dalam bahasa Ibrani. Disamping itu, ia bekerja sama dengan Franz Delitzch dalam menerbitkan Azz Jabbimnya harun bin Elia(Leipzig, 1841).[20]
b.      Karya karya
Pada tahun 1844 ia bekerja sama dengan Dawud Casl , untuk menyusun real Ensyclopedia des Judentums , dimana rencana priyek penyusunan ensiclopedi yahudi ini di muat dalam majalah literature blatt dess Orient. Kemudian pada tahun 1844 ia menyusun index literature yahudi di perpustakaan Bedrey pada Universitas Oxford. Tugas itu kemudian dibukukan dan diberi nama catalogus Liborarum in Bibiliothecha Boedliana (Berlin, 1853-1860).[21]

13.  William Montgomery Watt
William Montgomery Watt dilahirkan pada 14 Maret 1909 di Ceres, Fife, Scotland. Semasa ia baru berusia 14 bulan, ayahnya yaitu Andrew Watt telah meninggal dunia. Jenjang pendidikannya ditempuh di berbagai tempat dari Skotlandia hingga Jerman. Ia mengawali jenjang pendidikannya di Akademi Larkhall, Scotland dari tahun 1914-1919, lalu melanjutkan ke George Watson College di Edinburgh dan Universiti Edinburgh dari tahun 1927-1930. Seterusnya ia ke Balliol College, Universitas Oxford dari tahun 1930-1933, dan Universitas Jena (Friedrich-Schiller-Universitat) di Jerman pada tahun 1933.
Sekembali dari Jerman, Watt kembali belajar di Universitas Oxford pada tahun 1938 hingga 1939, lalu kembali lagi ke Universitas Edinburgh dari tahun 1940 hingga 1943. Tidak lama setelah itu, ia bekerja sebagai pemantau di beberapa buah gereja di sekitar London dan Edinburgh. Ia adalah seorang paderi yang bermazhab Episkopal di Gereja Episkopal Skotlandia (the Scottish Episcopal Church). Ia juga seorang pakar Bahasa Arab yang mengajar para uskup atau bishops, yaitu ketua pendeta Kristen aliran Anglikan di Bait al-Maqdis dari tahun 1943 hingga 1946.
Selain itu, sebagai pendeta ia turut menjadi anggota Komunitas Iona (Iona Community) yang berupaya menyatukan aliran-aliran Kristan yang berpusat di Skotlandia pada tahun 1960. Ia menjabat sebagai ketua jurusan Bahasa Arab dan Pengkajian Islam di Universitas Edinburgh dari tahun 1947 hingga 1979. Pada saat yang sama, ia juga dilantik sebagai dosen tetap di sana pada tahun 1964, selain menjadi visiting professor di beberapa universitas luar negeri, seperti Universitas Toronto 1963 dan 1978, Colege de France di kota Paris pada tahun 1970, Universitas Georgetown di Washington pada tahun 1978 hingga 1979. Mempertimbangkan keahliannya di bidang kajian Islam, ia diberikan penghargaan dari Universitas Aberdeen. Watt banyak menghasilkan karya. Setelah pensiun, ia diberikan gelar Profesor Emeritus dalam bidang Bahasa Arab dan Pengajian Islam di Universitas Edinburgh. Watt dikenali sebagai orang bukan Islam yang paling depan dalam menerjemahkan ajaran Islam di Barat. Ia juga adalah salah seorang tokoh sarjana yang cukup berpengaruh di bidang Pengajian Islam, dan sering disebut oleh para sarjana Islam. William Montgomery Watt meninggal di Edinburgh pada tanggal 24 Oktober 2006, pada usia 97 tahun.[22]

14.  John Wansbrough
a.   Biografi John Wansbrough
John Wansbrough adalah seorang ahli tafsir terkemuka di London. Ia memulai karier akademiknya tahun 1960. Pada saat itu, ia menjadi staf pengajar di Departemen Sejarah di School of Oriental and Africa studies (SOAS University of London). Kemudian ia menjadi dosen bahasa Arab yang berada di naungan Departemen Sastra Timur Dekat. Ia sempat menjabat direktur di universitas tempat ia bekerja. [23]


b.   Karya-karya John Wansbrough
Wansbrough tergolong orang yang cukup produktif, terbukti banyak literature yang ditulisnya. Salah satunya adalah Qur’anic Studies: Source of Methodes of Spiritual Interpretation. Buku ini ditulis John wansbrough dalam kurun 1986 sampai Juli 1972 dan dicetak tahun 1977 di Oxford Universty Press. Karyanya yang lain adalah “A note on Arabic rethoric” dalam Lebende Antika: Symposium fur Rudolf Suhnel,”Arabic Retoric and Qur’anic Exegis dalam bulletin of the school of oriental and african studies, Majaz al- Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 92 Qur’an: Pheriparastic exegis, The Sectarian Milleu Content and composition of Islamic Salvation History. Dari sini tampak bahwa John Wangsbrough sangat intens dalam mengkaji al-Qur’an dan yang terkait di dalamnya.[24]

15.  Lawrence Andrew Rippin
a.      Biografi Lawrence Andrew Rippin
Lawrence Andrew Rippin (lahir 16 Mei 1950 di London, Inggris) adalah seorang sarjana Islam yang kini tinggal di Kanada. Rippin adalah Profesor Sejarah dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya di University of Victoria, British Columbia, Kanada. Dia adalah penulis dari banyak karya tentang al-Quran dan maknanya, Setelah mengajar selama 20 tahun di Departemen Studi Agama di Universitas Calgary, Andrew Rippin bergabung dengan Universitas Victoria dan Departemen Sejarah pada tanggal 1 Juli Tahun 2000, sebagai Profesor dan Dekan fakultas Humaniora. Ia memperoleh BA di Universitas Toronto (1974), gelar MA dari Universitas McGill (1977) dan gelar Ph.D. dari McGill (1981). Berbeda dengan orientalis lainya, Rippin telah mengunjungi berbagai wilayah Islam seperti Mesir dan Turki. Ia juga menguasai bahasa Arab dengan baik. Dia amat kritis, bukan hanya kepada penafsir muslim, tapi juga terhadap para penafsir al-Qur’an dari kalangan orientalis sendiri.[25]

b.      Karya-karya Lawrence Andrew Rippin
Karya-karya Andrew Rippin, di antaranya adalah: Muslims: Their Religious Beliefs and Practices, The Blackwell Companion to the Qur'an, Textual Sources for the Study of Islam, Muslims: Their Religious Beliefs and Practices, Approaches to the History of the Interpretation of the Qur'an, Defining Islam: A Reader (Critical Categories in the Study of Religion), Muslims: Their Religious Beliefs and Practices, The Qur'an: Style and Contents, The Qur'an and Its Interpretative Tradition,203 The Qur'an: Formative Interpretation.[26]

16.  Michele Amari (1806-1889)
a.      Biografi Michele Amari
Amari adalah sosok ilmuan yang menerjuni bidang politik, sekaligus seorang orientalis Italia. Ia dilahirkan di Palermo, Siccilia pada bulan Juli 1806. Kecenderungannya sebagai politikus merupakan warisan dari ayahnya. Latar belakang pendidikan Amari sangat mendukung karirnya. Sebagai anak dari keluarga politikus, ia mendapatkan pendidikan yang baik. Pertama kali ia menggeluti sejarah dan sastra dan menguasai dua bahasa, yaitu Inggris dan Prancis. Ketika ayahnya dipenjara, Amari bertanggungjawab menghidup keluarganya. Dia bekerja di sebuah kantor di Palermo, dan upah yang diterima itulah yang dipakai untuk menghidupi keluarganya.
Kemudian tempat tugas Amari pindah ke Kementrian Keadilan di Napoli. Di sinilah Aamri menyempatkan diri menulis karangan yang cukup besar yang berjudul Guerra del vespro Siciliano pada tahun 1842. Michele Amari adaah sosok ilmuan yang amat tinggi nasionalismenya, sifat inilah yang mendorongnya menekuni sejarah bangsanya, Sicilia.[27]


b.      Karya-karya Michele Amari
Di antara karya-karya Amari yaitu Nuovi ricordi arabici sulla storia; Diplomi arabi del reale archivio fiorentino, Vocabulista in arabici. Amari juga mengomentari buku Salwan al-Mutha’-nya Ibn Dhafar dari Sicilia. Ia juga membuat Carte compare de la Sicilie du XII siècle. Ia menulis tentang petualangan Muhammad bin Jarir di Sicilia dan juga menyusun Memoire sur la Chronologie du Coran atas pesanan dari Akademi Prancis pada tahun 1858.[28]

17.  Joseph Schacht
a.      Biografi Joseph Schacht
Joseph Schacht adalah seorang tokoh orientalis kelahiran 15 Maret 1902 M di Ratibor (Silesia), sekarang bagian daerah negara Polandia. Schacht memulai studinya dengan mendalami ilmu filologi klasik, teologi, dan bahasa-bahasa Timur di dua Universitas berbeda, Breslau dan Leipzig. Pada tahun 1923, Schacht menyabet gelar sarjana tingkat pertama di Universitas Prusla. Kemudian dia mendapat “SK” mengajar di perguruan tinggi, kemudian dia bertugas menjadi dosen di Universitas Freiburg, wilayah Barat Daya Jerman, dan pada tahun 1929 dia menyandang guru besar. Kemudian pada tahun 1923, Schacht pindah ke Universitas Koningsburg. Lalu pada tahun 1934 dia mengajar sebagai dosen tamu di Universitas Mesir (sekarang Universitas Kairo, Mesir). Pada universitas tersebut ia diserahi tugas untuk mengajar fiqh, bahasa Arab, dan bahasa Suryani pada jurusan Bahasa Arab, fakultas Sastra. Dia mengajar di Universitas Mesir tersebut sampai tahun 1939.[29]
b.      Karya-karya Joseph Schacht
Schacht termasuk orientalis yang cukup produktif. Meskipun dia terkenal dengan kecenderungannya dalam mengkaji dan mendalami fikih, dia juga banyak menulis karya dalam bidang-bidang yang lainnya. Menurut penilaian Abdurrahman Badawi, karya Joseph Schacht yang paling menonjol adalah karyanya dalam kajian sejarah fikih Islam. Karya utama Schacht dalam kajian ini adalah The Origins of Muhammadan Jurisprudence setebal 350 halaman. Di samping karya tersebut, pada tahun 1960, Schacht menerbitkan buku kembali dengan judul An Introduction to Islamic Law (Pengantar Hukum Islam).[30]
18.  Adrien Barbier De Meynard (1827-1908)
a.      Biografi Adrien Barbier De Meynard
Meynard adalah orientalis Prancis yang dilahirkan di kota Marsilles tahun 1827. Pada mulanya ia bertugas sebagai pegawai konsulat, kemudian berperan sebagai juru runding Prancis di Persia. Ketika kembali ke Prancis ia diangkat sebagai guru besar bahasa Turki di Akademi Bahasa-Bahasa Timur di Paris, tahun 1863. Pada saat Moll meninggal dunia, tahun 1875, jabatan ketua Kajian Bahasa Persia di Kolese de France digantikan oleh Meynard. Kemudian pada tahun 1877, Me suffixasynard dipilih sebagai anggota Akaedmi Seni Rupa dan Sastra, menggantikan Goachim de Slann. Pada tahun 1885 ia beralih dari ketu Kajian Bahasa Persia menjadi ketua Kajian Bahasa Arab di Kolese de France.[31]
b.      Karya-karya Adrien Barbier De Meynard
Meynard memiliki sejumlah karya dalam bentuk buku, komentar-komentar dan notasi-notasi terhadap karya lain, yaitu Sekilas tentang Kota Quzwain; Khazanah dari Sejarah Heart; Kajian tentang Muhammad bin al-Hasan asy-syaibani, seorang tokoh fikih madzhab Hanafi; Hamparan Sastra Khurasan dan Transoxiana Abad Keempat Hijriyyah; Koleksi Sejarah Tulisan Lepas Tentang Ibrahim binal-Mahdi; Sa’id al-Hamiriy; Athwaq adz-Dzahab dan Pemikiran az-Zamakhsyari; al-Munqidh min adh-Dhalal, karya al-Ghazali; Apendiks Mu’jam Turki dan lain-lain. Karya monumental Barbier de Meynard yang terakhir adalah ulasan-ulasannya terhadap kitab Muruj adz-Dzahab-nya al-Mas’udi, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Prancis disertai dengan sejumlah notasi.[32]

19.  Philip Khuri Hitti
a.      Biografi Philip Khuri Hitti
Philip Khuri Hitti dilahirkan pada tahun 1886 lahir di Shimlan, Suriah Utsmaniyah atau sekarang disebut Lebanon. Dia merupakan seorang orientalis dan Islamolog, yang banyak sekali memperkenalkan sejarah kebudayaan Arab ke Amerika. Dia beragama Kristen dan dia merupakan penulis sejumlah buku dan spesialis sejarah negara-negara Arab dan peradaban lainnya. Tulisan dan hipotesisnya memperbanyak khasanah sejarah. Dalam karir intelektualnya, dia merupakan alumni dari American University Beirut yang lulus pada tahun 1908. Dia meraih gelar doktor di Universitas Columbia pada tahun 1915. Dia juga merupakan dosen di American University Beirut (1919 – 1925), mengajar bidang sejarah Arab. Dia juga mengajar di Universitas lainnya.[33]

b.      Karya-Karya Philip Khuri Hitti
Philip memiliki banyak karya antara lain, History of the Arabs, The Syrians in America, (1924), The origins of the Druze people and religion: with extracts from their sacred writings (1928), An Arab-Syrian Gentlemen in the Period of the Crusades: Memoirs of Usamah ibn-Munqidh (1929), History of Syria: including Lebanon and Palestine,, (1957), The Arabs (1960), Lebanon in History (1967), Makers of Arab History (1968), The Near East in History (1961), Islam and the West (1962), Islam: A Way of Life (1970), Capital Cities of Arab Islam (1973).[34]

20.  Bernard Lewis
a.      Biografi Bernard Lewis
Bernard Lewis lahir pada tanggal 31 Mei 1916 M di Stoke Newington, London. Ia adalah sejarawan Inggris-Amerika keturunan Yahudi kelas menengah. Pada tahun 1963, ia lulus dari sekolah studi orientalis (sekarang SOAS, School of Oriental and African Studies) dengan gelar BA dalam bidang khusus sejarah timur dan interaksi antara Islam dan Barat. Pada tahun 1937, dia melakukan studi pasca sarjana di Universitas Paris dan memperoleh “Diplome des Etudes Semitiques”. Tahun 1938, ia kembali lagi ke almamaternya (SOAS) dan menjabat sebagai asisten dosen Sejarah Islam. Selama perang Dunia II, Lewis bertugas di Angkatan Darat Inggris, kemudian dipindahkan ke Departemen Luar Negeri. Seusai perang, ia kembali lagi ke SOAS.[35]
b.      Karya-karya Bernard Lewis
Beberapa buku karya Bernard Lewis yang terkenal di antaranya The Arabs in History, The Emergence of Modern Turkey, The Political Language of Islam, The Muslim Decovery of Europe dan The Middle East: A Brief History of the Last 2000 Years.[36]

21.  Edward Said
a.      Biografi Edward Said
Nama Lengkap Edward Said ialah Edward William Said. Edward Said Lahir 1 November 1935 di Yerusalem. Ia seorang Kristen Palestina. Ayahnya bernama Wadie Said, seorang warga negara Amerika Serikat kelahiran Yerusalem. Ayahnya, seorang pengusaha Arab yang makmur dan pernah bertugas dalam Perang Dunia I di bawah pimpinan Jenderal Pershing. Ibunya bernama Hilda, lahir di Nazaret- Lebanon dan juga seorang Protestan. Said memulai pendidikan formalnya di GPS (Gezira Preparatory School) di Lebanon. Sedangkan pendidikan rohaninya ia dapatkan di Gereja All Saints’ Cathedral, pada masa kecil dan remajanya. Pada tahun 1937, Said dikirim oleh orang tuanya ke Kairo untuk belajar di Victoria College, sebuah sekolah elite di Timur Tengah. Hampir semua guru- guru di sana orang Inggris, sehingga Said dalam waktu yang tidak lama mampu menguasai bahasa Inggris dan dengan pendidikan yang benar-benar bergaya Inggris. Said juga dapat mengerti tentang kebudayaan-kebudayaan Inggris. Setelah menekuni pembelajaran di Kairo, Said melanjutkan studinya di Sekolah Gunung Hermon, sebuah sekolah persiapan Perguruan Tinggi Swasta di Massachusetts pada tahun 1951. Said belajar tentang bahasa dan teori-teori sastra. Said bukan hanya fasih dalam bahasa Inggris, melainkan juga fasih berbahasa Perancis dan Arab. Pada tahun 1957, Said mendapat gelar Bachelor of Arts di Princeton University. Gelar Master of Arts di dapat pada tahun 1960, sedangkan gelar Ph.D. didapat pada tahun 1964 dalam Sastra Inggris dari Universitas Harvard.
Di Tahun 1963, Said bergabung di Universitas Coloumbia pada bagian Departemen dan Perbandingan Sastra Inggris. Pada Tahun 1977, Said menjadi Profesor Parr bahasa Inggris dan Sastra Perbandingan di Columbia, kemudian menjadi Old Dominion, sebuah Yayasan Profesor dalam bidang Humaniora. Selain menjadi Profesor di Universitasnya, ia juga menjadi profesor tamu di Universitas Yale. Pada tahun 1992, ia mencapai pangkat Profesor Universitas, posisi akademik tertinggi di Columbia. Dia tinggal di dekat kampus Colosseum di Riverside Drive. Said juga menjabat sebagai Presiden dari Modern Language Association , editor Jurnal triwulanan Arab Study, dan merupakan anggota dari American Academy of Arts and Knowledge, Dewan eksekutif PEN dalam di Royal Society of Literature,428 dan American Philosophical Society.[37]
b.      Karya-karya Edward Said
Said adalah penulis yang produktif. Ia dikenal sebagai ahli sastra perbandingan (comparative literature) di Colombia University. Sebagian besar buku-bukunya  berkaitan dengan masalah Timur Tengah, semisal Orientalism (1978), The Question of Palestine (1979), Covering Islam: How the Media and the Experts Determine How We See the Rest of the World (1981), The Politics of Dispossession (1994), dan Peace and Its Discontents: Essays on Palestine in the Middle East Peace Process (1995). Sedang buku-buku Said lainnya adalah The World, the Text, and the Critic (1983), Nationalism, Colonialism, and Literature: Yeats and Decolonization (1988), Musical Elaborations (1991), dan Culture and Imperialism (1993), dan memoar pribadinya yaitu Out of Place (1999).[38]


[1]Mircea elide and Joseph M, Kitagawa, The History of Religion essays in methodologi, (chicago: The unifersitas of Chicago press, 1959), 163
[2]Wilfred Cantwell Smith, Kitab suci Agama-agama, terj. Dede Iswadi, (Jakarta: Teraju PT mizan Publikasi, 2005), cofer
[3]http:///malay. Bismikaallahuma. Org/Islam-dan-paham-pluralisme agama/
                [4]Ibid.
[6] Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Yogyakarta: LKiS, 2003), 6.
[7] Ibid., 2.
[8] Ibid., 16-18
[9] Ibid., 24
[10] Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat (Jakarta: gramedia Pustaka Utama, 2004), 66.
[11] Badawi, Ensiklopedi Tokoh. . ., 30-31.
[12] Ibid., 43.
[13] Ibid., 55.
[14] Syamsuddin Arif, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran, (Jakarta: Gema Insani, 2008), 30
[15]Badawi, Ensiklopedi Tokoh., 31.
[16] 20
[17] Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis, terj. (Yogyakarta: LKis, 2003), 25
[18] Ibid.,
[19] Ibid., 26
[20] Ibid,
[21] Ibid.,
[22] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis, 55.
[23] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis, 91.
[24] Ibid., 92.
[25] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis, 105.
[26] Ibid.
[27] Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Yogyakarta: LkiS, 2003), 51.
[28] Ibid., 53.
[29] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis, 132.
[30] Ibid.
[31] Abdurrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Yogyakarta: LkiS, 2003), 58.
[32] Ibid., 58.
[33] M. Anwar Syarifuddin, Kajian Orientalis Terhadap Alquran dan Hadis, 175.
[34] Ibid.
[35] Ibid., 200.
[36] Ibid.
[37] Ibid., 195.
[38] Ibid., 196.